Rabu, 24 April 2013

Asesmen Kinerja


1. Pengertian
Asesmen kinerja merupakan penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan produk. Asesment kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Asesmen ini sangat cocok digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Proses, kegiatan, atau unjuk kerja ini dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap siswa ketika melakukannya. Misalnya, penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa merangkai alat, bukan sebelum atau setelah merangkai alat. (Ari Widodo, dkk. 2008: 152)
Dalam pembelajaran di kelas, guru tidak hanya mengukur aspek kognitif, tetapi juga harus mengukur aspek afektif secara keseluruhan (aspek kognitif, afektif, dan psikomotor) digunakan asesmen kinerja saat siswa melakukan unjuk kerja, untuk menilai afektif dan psikomotor dengan menggunakan paper and pencil test untuk mengukur pemahaman konsepnya. Sama dengan pendapat di atas Linn dan Gronlund mengatakan bahwa, “Assessment is a general term that includes the full range of procedures used to gain information about student learning (observations, ratings of performances or projects, paper and pencil tests) and the formation of value judgements concerning learning progress (Linn & Gronlund, 1995: 5).
Menurut Stiggins (1994), “performance assessment adalah suatu bentuk tes dimana siswa diminta untuk melakukan aktivitas khusus di bawah pengawasan penguji (guru) yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang ditunjukkannya.  Hal-hal yang harus dipahami tentang asesmen kinerja adalah kita mendesain dan mengembangkan asesmen kinerja sebagai cara yang efisien dan efektif untuk menilai (bukan keseluruhan) hasil-hasil dari proses pendidikan yang dipandang berguna.”
Dalam buku Ari Widodo, dkk (2008: 153) menjelaskan bahwa berdasarkan cara melaksanakan asesmen kinerja, dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Asesmen Kinerja Klasikal untuk mengakses kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas.
b. Asesmen Kinerja Kelompok untuk mengakses kinerja siswa secara berkelompok.
c. Asesmen Kinerja Individu untuk mengakses kinerja siswa secara individu.

2. Karakteristik dan Sifat Penilaian Kinerja
Menurut Stiggins (1994:160), salah satu karakteristik penilaian kinerja siswa adalah dapat digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses tersebut berakhir.
Karakteristik penilaian kinerja menurut Norman (dalam Siti Mahmudah,

2000:18) adalah
a) Tugas-tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata;
b) Tugas-tugas yang diberikan lebih kompleks sehingga mendorong siswa untuk berpikir dan ada kemungkinan mempunyai solusi yang banyak;
c) Waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak;
d) Dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.

3. Manfaat dan Kelebihan Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai tugas untuk memperlihatkan kemampuan keterampilan yang berkaitan dengan tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan. Artinya, asesmen kinerja mengarah pada kemampuan baik psikomotor, afektif, maupun kognitif. Dengan demikian melalui asesmen kinerja guru dapat menilai siswa tidak hanya dari segi kognitif saja yang membuat penilaian seringkali tidak adil.Keunggulan asesmen kinerja sebagaimana diungkapkan Stiggins (1994) bahwa penggunaan asesmen kinerja di dalam kelas membuat guru lebih percaya diri dan menyukai kualitas asesmen kinerja.

4. Kriteria Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan (task). Dalam menilai kinerja siswa tersebut, perlu disusun kriteria. Kriteria yang menyeluruh disebut rubric. Dengan demikian wujud asesmen kinerja yang utama adalah task (tugas) dan rubrics (kriteria penilaian). Tugas-tugas kinerja digunakan untuk memperlihatkan kemampuan siswa dalam melakukan suatu keterampilan tentang sesuatu dalam bentuk nyata. Selanjutnya rubrik digunakan untuk memberikan keterangan tentang hasil yang diperoleh siswa (Zainul, 2001:9-11).
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja antara lain: generalizability atau keumuman, authenticity atau keaslian/nyata, muliple focus (lebih dari satu fokus), fairness (keadilan), teachability (bisa tidaknya diajarkan), feasibility (kepraktisan), scorability atau bisa tidaknya tugas tersebut diberi skor (Popham, 1995:147).

5. Langkah-langkah Penyusunan Asesmen Kinerja
Untuk merealisasikan Asesmen Kinerja dimulai dengan membuat perencanaan asesmen kinerja yang meliputi tiga fase, yaitu:
a. Fase I : mendefinisikan kinerja
Pada tahap ini ditentukan jenis kinerja yang ingin dinilai. Misalnya kemampuan menggunakan alat praktikum seperti mikroskup, dapat diurai menjadi: membawa mikroskop dengan benar, menggunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu, mengatur pencahayaan, memasang preparat, dan memfokuskan bayangan benda.
b. Fase II : mendesain latihan-latihan kinerja
Setelah kinerja yang akan dinilai ditentukan, kemudian menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kinerja yang akan dinilai dapat muncul. Misalnya dari fase I tersebut, latihan kinerja didesain dengan praktikum menggunakan mikroskop.
c. Fase III : melakukan penskoran dan pencatatan hasil
Asesmen kinerja bersifat lugas (fleksibilitas) dalam pengembangan bagian-bagiannya, tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika meninjau faktor-faktor konteks dalam rangka pengambilan keputusan tentang kapan mengadopsi metode-etode asesmen kinerja. Pada dasarnya faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam proses seleksi asesmen sesuai dengan sasaran prestasi untuk siswa dan juga dengan metodologi asesmen kinerja.
6. Validitas dan Reliabilitas dari Performance Assessment
Validitas adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada informasi yang diperoleh dari suatu penilaian yang mengijinkan guru untuk mengkoreksi suatu keputusan tentang belajar siswa. Salah satu faktor yang dapat mengurangi validitas dari performance assessment adalah bias. Bias adalah kesalahan guru dalam menginterpretasikan kinerja siswa karena dalam satu kelompok siswa dipertimbangkan dalam kriteria yang berbeda atau dinilai pada karakteristik yang berbeda. Jika instrumen penilaian yang memberikan informasi tidak relevan dalam mengambil keputusan maka instrument tersebut tidak valid. Dalam penilaian performance assessment, seorang guru harus memilih dan menggunakan prosedur yang adil pada seluruh siswa tapa membedakan latar belakang kebudayaan, bahasa, dan jenis kelamin. Selain itu faktor lain yang dapat menimbulkan kesalahan dalam validitas performance assessment adalah kegagalan guru dalam memasukkan atau memberikan penilaian kinerja siswa.


Daftar Pustaka
Popham, W. 1995. Classroom Assessment. Boston: Allyn and Bacon.
Riadi, Muchlisin. 2012. Penilaian Kinerja (Performance Assessment) http://www.kajianpustaka.com/2012/11/penilaian-kinerja-performance-assessment.html diunduh pada tanggal 18 April 2013
Stiggin, R.J.1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac Millan College Publishing Company.
Widodo, Ari, Sri, dan Margaretha. 2008. Pendidikan IPA di SD (Bahan Belajar Mandiri). Bandung: UPI Press.
Zainul, Asmawi. 2001. Alternative Assessment. Jakarta: Universitas Terbuka.

Minggu, 21 April 2013

BAHAN AJAR

Pengertian
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. 
Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
1.    Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2.    Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh
3.    Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat bagi guru
1.    Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,
2.      Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,
3.    Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,
4.    Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,
5.     Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
6.    Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Manfaat bagi Peserta Didik
1.    Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2.    Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3.    Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
Prinsip Pengembangan
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman peserta didik
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
5. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan pembelajaran.
Jenis Bahan Ajar
1. Bahan ajar terdiri atas bahan cetak, seperti handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar. Sedangkan non cetak, seperti model/maket.
2. Bahan ajar audio, seperti kaset,  radio, dan compact disk audio.
3. Bahan ajar audio visual, seperti video compact disk, film.
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

 A. Daur Hidup Hewan
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, ada mahluk hidup yang tidak mengalami perubahan wujud, ada pula yang mengalami perubahan wujud. Perubahan wujud mahluk hidup dalam pertumbuhan dan perkembangannya disebut metamorfosis.
Metamorfosis dibedakan menjadi dua sebagai berikut :
  1. Metamorfosis sempurna, artinya bentuk sebelum dewasa dan sesudah dewasa berbeda. Misalnya kupu-kupu, lalat, nyamuk dan katak.
  2. Metamorfosis tidak sempurna, artinya bentuk sebelum dewasa dan sesudah dewasa sama. Misalnya belalang, laron, da pianggang.
a. Daur Hidup Kupu-kupu
daur hidup kupu-kupu | metamorfosis kupu-kupu
Daur hidup kupu-kupu | Metamorfosis pada kupu-kupu
  • Kupu-kupu bertelur. Kupu-kupu sering bertelur di daun atau kulit pohon.
  • Telur kupu-kupu menetas menjadi ulat. Selama menjadi ulat, kerjanya hanya makan daun-daunan.
  • Ulat kemudian berubah menjadi kepompong. Kepompong merupakan masa diam, yaitu tidak makan dan tidak bergerak.
  • Akhinya kepompong akan berubah menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu dapat membantu penyerbukan pada bunga.
Jadi daur hidup kupu-kupu dapat ditulis sebagai berikut :
Telur - ulat - kepompong - kupu-kupu.
b. Daur Hidup Nyamuk
daur hidup nyamuk | metamorfosis nyamuk
Daur Hidup Nyamuk
  •  Nyamuk bertelur. Nyamuk bertelur di permukaan air yang menggenang.
  • Telur nyamuk menetas menjadi jentik-jentik atau tempayak.
  • Jentik-jentik kemudian berubah menjadi kepompong
  • Akhirnya kepompong akan berubah menjadi nyamuk
Jadi daur hidup nyamuk dapat ditulis sebagai berikut :
Telur - jentik-jentik - kemponpong - nyamuk.
c. Daur Hidup Katak
  • Katak. Katak bertelur di permukaan air yang menggenang.
  • Katak berubah menjadi kecebong (berudu)
  • Katak berubah menjadi katak muda. Katak muda ini masih mempunyai ekor.
  • Katak muda akhirnya akan menjadi katak dewasa.
 Jadi daur hidup katak dapat ditulis sebagai berikut :
Telur - berudu - katak muda - katak dewasa
Dalam daur hidupnya katak hidup di dua alam, yaitu di air dan di darat. Oleh karena itu katak disebut sebagai hewan amphibi.
d. Daur Hidup Kucing
Kucing merupakan salah satu hewan dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak mengalami perubahan wujud. Kucing berkembang biak dengan cara beranak. Bayo kucing yang dilahirkan wujudnya sama dengan wujud induknya. Yang berbeda adalah ukurannya. Ketika lahir, bentuk bayi kucing masih kecil. Lama-kelamaan bayi kucing tumbuh menjadi kucing kecil yang lincah. Akhirnya kucing kecil tumbuh menjadi kucing dewasa.
B. Kepedulian Terhadap Hewan Piaraan
Ada hubungan antara manusia dan hewan. Manusia bergantung kepada hewan, karena manusia memerlukan makanan yan berasal dari hewan. Begitu pula kehidupan hewan sangat bergantung pada pemeliharaan manusia. Oleh karena itu, agar hewan memberikan manfaat yang baik kepada manusia, maka manusia harus memperlakukan hewan dengan baik pula.
Kucing merupakan hewan piaraan. Kucing tidak diambil dagingnya untuk dimakan, tetapi sebagai hewan kesayangan. Kucing yang cantik dan lucu sangat disenangi oleh anak-anak. Karena itu kucing harus dipelihara dengan baik. Tiap hari diberi makan dan minum. Makanan yang baik akan menyebabkan kucing tumbuh dengan sehat. Sekali waktu kucing perlu dimandikan dengan sabun, agar bulunya bersih dan sehat.
Ikan merupakan hewan yang bermanfaat bagi manusia. Dagingnya diambil sebagai sumber bahan makanan. Ika dipelihara di tambak atau di kolam. Tiap hari ikan diberi makan. Kolam dibersihkan dari kotoran. Ikan-ikan yang besar dapat diambil, ikan yang masih kecil dilepas dibiarkan tumbuh dan berkembang biak.
Sapi yang dipelihara harus dibuatkan kandang, diberi makan rumput yang segar dan dimandikan. Sapi dipelihara dengan baik akan cepat gemuk. Sapi yang gemuk merupakan persediaan makanan yang bagus bagi manusia. 
Ayam yang dipelihara harus dibuatkan kandang pula. Diberikan makanan yang bervitamin. Ayam akan cepat gemuk dan banyak bertelur. Daging ayam dan telur merupakan bahan makanan yang bagus bagi manusia.

Senin, 15 April 2013

Love Your Body!

The product is Japanese Cherry Blossom Fragrance Mist and Body Lotion! I totally adore sprays and perfumes. The fragrance is sweet, very feminine, and romantic! I'm in love with this body mist and body lotion. Right from the packaging to the smell to the staying power. It's fantastic! :))

Minggu, 07 April 2013

Entrepreneur!

Contoh perilaku yang dapat kita ambil dari Bill Gates dalam upaya menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship mulai dalam kehidupan di kampus adalah :

1. Cinta pada pekerjaan
Tentunya bagi mahasiswa yang menempuh kuliah memiliki cita-cita yang ingin diraih, hal ini terbukti dengan jurusan mata kuliah yang ditempuh merupakan suatu gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang. Cinta akan pekerjaan ini dapat ditumbuhkembangkan sejak masa-masa kuliah dengan mengikuti pelaksanaan kuliah dengan baik.

2. Melakukan inovasi terus menerus
Inovasi akan tercipta hanya pada orang yang cinta akan pekerjaannya. Memiliki intuisi-intuisi yang dapat dikembangkan dalam kehidupan di kampus dapat dilakukan dengan mengikuti organisasi dan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada kesuksesan yang dapat menjadi saluran bakat dan minat kita untuk menjadi entrepreneur.

3. Tidak pernah berhenti belajar
Sebagai seorang mahasiswa, mengikuti perkuliahan adalah suatu yang wajib dilaksanakan. Namun tidak hanya berhenti sampai disitu, seorang mahasiswa dapat terus mengembangkan ilmunya dengan terus belajar dan belajar. Semakin banyak ilmu maka semakin banyak pengetahuan yang didapat , karena semakin banyak pengetahuan seseorang akan terus berkembang dan semakin banyak peluang yang terbuka untuk menjadi entrepreneur.

4. Menjadi filantropis (orang yang senang membagikan kekayaan pada orang lain)
Berbagi dengan orang lain tidak hanya dilakukan setelah seseorang menjadi sukses. Tetapi juga dalam menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship dalam kehidupan di kampus, karena usaha tidak dapat berhasil dari tangan kita sendiri melainkan juga dari doa orang lain. Selain itu dengan berbagi dengan orang lain kita dapat memperluas lingkungan sosialisasi, karena setiap manusia tidak dapat hidup sendiri.

Dalam menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship dalam kehidupan di kampus seorang mahasiswa harus memiliki karakter disiplin diri yang kuat, selalu kreatif dan inovatif, memiliki jiwa pemimpin, dapat memanfaatkan waktu sebagai peluang, berani mengambil resiko, termotivasi untuk menciptakan prestasi, mandiri, tidak berhenti untuk belajar dan selalu menambah wawasan, dan pantang menyerah.